Perjuangan Pembentukan Kabupaten Rokan Hilir (Bagian II)
>> Jumat, 07 Mei 2010
Perjuangan awal ini belum mampu membangun kesadaran pemahaman kolektif masyarakat terhadap pentingnya pembentukan daerah. Setakat ini perjuangan baru menjadi kepentingan para tokoh. Lemahnya manajemen perjuangan dan tidak terfokusnya pola gerakkan perjuangan yang dilakukan juga menjadi penghambat terbesar untuk mendapatkan cita-cita.
Memahami akan kondisi ini, maka tokoh-tokoh masyarakat seperti Husein Rambah dan kawan-kawan kembali mencoba membuka jilid tiga perjuangan ini untuk menata gerakkan yang lebih kuat dan menyeluruh melalui partai politik dan organisasi yang ada di daerah Kewedanan Bagansiapiapi. Maka bertepatan pada tanggal 18 Desember 1963 dilakukanlah Musyawarah Pembentukan Panitia Perjuangan Penuntutan Daerah Swatantra Tingkat II Bagansiapiapi yang terkenal dengan "Front Nasional" yang diketuai Husein Rambah utusan dari cerdik pandai dengan sekretarisnya, Rahmat Lubis dari utusan Gerakan Pemuda Ansor.
Perjuangan Front Nasional di tahun 1963 merupakan gerakan yang lebih terorganisir secara profesional, melalui kepanitiaan yang dibentuk masyarakat baik dari kalangan politisi, cerdik pandai dan para pengusaha melakukan perjuangannya di Bagansiapiapi. Untuk mempermudah melakukan koordinasi perjuangan ditetapkanlah markas sekretariatan perjuangan yang berkantor di Jalan Sentosa nomor 17, Bagansiapiapi.
Gerakkan yang dilakukan sudah mengarah pada sosialisasi ide pembentukan kabupaten kepada masyarakat luas. Struktur susunan pengurus panitia perjuangan daerah Swatantra tingkat II Bagansiapiapi yang dibentuk tanggal 18 desember 1963 merupakan kumpulan berbagai golongan masyarakat yang terdiri dari tokoh agama, cerdik pandai, politisi dan pengusaha yang berjumlah 19 orang dari berbagai daerah di eks-kewedanan Bagansiapiapi.
Kepengurusan kepanitiaan perjuangan daerah Swatantra tingkat II antara lain, penasehat dipimpin Wedana Bagansiapiapi (Auzar), Ketua dari golongan cerdik pandai (Husein Rambah), Wakil Ketua dari golongan PSII (M Junus Nur) dan dari golongan PKI (Syafri Sani), Sekretaris dari golongan NU (Rahmat Lubis), Wakil Sekretaris dari golongan Front Nasional (A Arifin Lubis), bendahara dari golongan cerdik pandai (Hasnan Imam), Wakil dari Bendahara dari golongan Partindo (Ongkok Seng), serta dibantu beberapa anggota dari golongan Front Nasional (Sofyan Ismail, A Matwafa, Sekretaris Pokja di Pekanbaru), dari Kecamatan Tanah Putih (H Husein Abdul Majid, Fakih Abdul Wahab) dari Kecamatan Kubu (Djuned Fattah).
Dengan terbentuknya kepanitiaan maka pada tanggal 19 Desember 1963 atas nama panitia melayangkan surat yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri di Jakarta, Gubernur Kepala Daswanti I Riau di Pekanbaru. Untuk memenuhi kelengkapan administrasi surat ini diiringi tembusan kepada Bupati Bengkalis, Pihak Pers dan radio serta dilengkapi dengan lampiran susunan panitia perjuangan embentukan daerah Swantantra Tingkat II Bagansiapiapi dan dilengkapi dengan tanda tangan dukungan berbagai pihak, baik dari Ormas dan Organisasi Politik lengkap dengan stempel kelembagaan masing-masing.
Upaya ini ternyata mendapat respon positif. Terlihat dari kedatangan Tim DPR-GR dan beberapa anggota TNI dari Jakarta melakukan survei dan meninjau dari dekat terhadap keinginan masyarakat secara keseluruhan. Hasil tim peninjau (DPR-GR) dibawa ke Jakarta,guna diproses lebih lanjut. Dukungan anggota DPR-GR di lembaga legislatif ternyata tidak mendapat dukungan suara.
0 komentar:
Posting Komentar